Minggu, 10 Januari 2010

ALMEK

MEAKL, MLEAK, MLKEA, MLKAE, MELAK, MEKLA, EAKLM, EMAKL, ELMAK, EKLMA, AKLME, AEKLM, AMEKL, ALMEK, KMEAL, KLMEA, KALME, KEALM, LMEAK, LKMEA, LAKME, LEAKM, MAEKL, MLAEK, MKLAE, MALEK, KEMAL, KELAM, LEMAK, MEKAL, LAKEM, LKAEM, KAELM, AEKLM, EAKLM, ALKEM, MLKEA, LKAME, KAMLE, AMLKE, EMLKA, LKEMA, LAEMK, AEMKL, EMLAK, EAMLK, KLEAM, EALMK

INVASI PRODUK CHINA, bag. 1

Sejak digulirkannya reformasi di china, yaitu di akhir kekuasan Mao Zse Dong dan diganti dengan Pemerintahan Deng Siao Ping, China memasuki babak baru, baik dalam segi politik maupun ekonomi. Kelihatannya hal ini semacam tinggal landas menuju era sejahtera yang mau tak mau siap2 mengikuti arus global. Strategi ini kelihatannya sampai sekarang berhasil dan tepat waktu, bahkan China sudah ancang2 tidak saja selamat menghadapi era globalisasi, bahkan lebih dari itu ingin menjadi leader, menggeser posisi negara2 industri yang sudah sangat maman sampai sat ini, dengan pemimpinnya Amerika serikat. Saat ini angka ekspor China sudah mengeser tipis mengalahkan juara ekspor dunia, yaitu Jerman dengan ankka fastastis diatas 1 trilliun US $ tahun lalu. Negara2 industri boleh terperanjat dan khawatir atas akan terjadinya perubahan besar2an dimasa yad dalam penataan porsi2 ekonomi dunia. Tapi ini suatu realita yang terjadi tidak begitu saja (ujug). China sudah mempersiapkan lama (dan diikuti oleh India, negara kedua terbesar dari segi penduduk).Sementara negara2 industri/Barat sibuk dengan masalah2 krisis dalam negrinya dan dibebani dengan standar hidup yang selangit dan harus terus melaju/tumbuh bagaikan bola salju, tidak boleh berhenti. SEANDAINYA BERHENTI AKAN TERJADI KETIDAKSEIMBANGAN DAN GONCANGAN2 yang pada gilirannya bisa meledakkan sistem global yang baru saja ditata. Sebaliknya mayoritas negara2 didunia yang berkategori negara berkembang atau negara miskin (termasuk Indonesia) sama sekali tidak berbuat apa2 atau tidak menyadarinya karena sibuk dengan masalah2 intern dan konsolidasi kekuasan. Untuk negara2 yang relatif kaya dengan sumber daya alam seperti di Indonesia, Negara2 Arab dan beberapa negara lain baik di Amerika latin ataupun Afrika apapun yang terjadi kemungkinan masih bisa dipertahankan eksistensinya dengan backup SDA tadi. Sepertinya belum ada resep sendiri dari negar2 mayoritas ini untuk bisa survival bahkan madiri dan exellence menghadapi era komunikasi dan glibalisasi ini, kecuali menyerah ( bahkan bulat2) pada kebijaksanan negara2 Barat/Industri. Sebagian ada yang berinteraksi dengan China dengan memasukkan modal China kenegrinya dan kesepakatan2 mengikat jangka panjang. Untuk jangka panjangnya masih susah ditebak bagaimana akhir dari era ini. Yang jelas pada gilirannya akan semakin mempercepat terjadinya krisis dunia apabila nanti betul2 SDA dan kejenuhan di negara2 industri/barat sudah mencapai titik puncaknya.
Bagaimana dengan di Indonesia? Sebetulnya sangat mudah jababnya untuk mengatasi/menghadapi era globalisasi ini.
Karena Indonesia kaya akan segalanya. Baik dari segi Maritim, Kekayan Alam (SDA) Hutan2, bahkan SDM nya cukup berkualitas untuk bisa UNGGUL menjadi negara maju. Bahkan nilai2moral kita menunjang untuk itu, dan juga semangat anak2 kita dalam menuntut ilmu. Maka perlu renungan kembali dan ditata kembali oleh para elite politik, dan tokoh2 masyarakat, Ulama2 dan para cendekia untuk arahan2 dan konsep2 menggantikan konsepyang amburadul sekarang ini……
BERSAMBUNG